Jumat, 28 Oktober 2016

Bangkrut dan Duit di ATM Hanya Rp 37 Ribu, Jupe Akhirnya ‘Pinjam’ Ratusan Juta Rupiah sama Orang ini


Bangkrut dan Duit di ATM Hanya Rp 37 Ribu, Jupe Akhirnya ‘Pinjam’ Ratusan Juta Rupiah sama Orang ini
Agen Domino Online
SAHAM DOMINO - Kabar jika artis Julia Perez (36) jatuh bangkrut sepertinya bukan lagi “kabar burung”.

Sebagian harta benda miliknya telah dijual dan isi tabungan dikuras demi membiayai pengobatan penyakit kanker serviks atau kanker mulut rahim dideritanya sejak dua atau tiga tahun terakhir.

Kabar terakhir, isi tabungan Jupe, sapaan Julia Perez, menurut sahabatnya Ruben Onsu (33), kini hanya Rp 37 ribu.

Tentu saja uang sejumlah itu tak cukup lagi untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-harinya, membayar cicilan, apalagi biaya pengobatan.

Sebagai solusi, Ruben pun sempat menawari Jupe untuk memberi uang, namun ditolak.

“Kemarin nomor rekeningnya gue dikirim-in, tapi Jupenya nggakmau,” kata Ruben melalui sebuah tayangan infotainment.

Padahal, uang dari suami Sarewandah itu bukanlah pinjaman, melainkan hanya sekadar uluran tangan untuk sesama teman.

Jupe lebih memilih meminjam uang kepada ayah tirinya Sammy, senilai ratusan juta rupiah.

“Tapi, dia (Sammy) nggak mau dibilang itu minjem. Papaku marah kalau aku minjem kepada orang lain. Jangan malu-malu-inYuli (Jupe), masih ada Abi (Sammy). Iya karena kebetulan itu udah jadi ayah saya, ya, akhirnya saya minjem,” kata Jupe.

Secara sukarela, Sammy pun memberi uang putri tirinya itu.

“Namanya anak, susah senang, sama-samalah,” kata Sammy.

Saat ditanya, berapa nominal uang diberikan, Sammy menolak menyebutkannya.

Dia malah menanggapi melalui tawa.

Sementara, ibu kandung Jupe, Sri Wulansih mengatakan, Jupe merasa sangat terbantu atas uluran tangan ayah tirinya.

“Jupe baru merasakan memiliki sesosok ayah, di saat dia lagi terpuruk, susah. Walaupun dia nggak minta, ada orang yang bantu,” ujar Sri.

Karena HPV

Dikutip dari Wikipedia.org, kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7 persen disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.

Di Indonesia hanya lima persen yang melakukan penapisan kanker leher rahim, sehingga 76,6 persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki stadium lanjut (IIIB ke atas), karena kanker leher rahim biasanya tanpa gejala apapun pada stadium awalnya.

Penapisan dapat dilakukan dengan melakukan tes pap smear dan juga Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).

Di negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50 persen atau lebih.

Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV) bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim.

Perawatan termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium akhir penyakit.

Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas, bahkan bisa tanpa gejala.

Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara lain: perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau dan bercampur darah).

Faktor Risiko

1. Faktor alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya.

Yang termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia diatas 40 tahun.

Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi risikonya terkena kanker serviks.

Tetapi hal ini tidak hanya sekedar orang yang sudah berumur saja, yang berusia muda pun bisa terkena kanker serviks.

Tentu kita tidak bisa mencegah terjadinya proses penuaan.

Akan tetapi kita bisa melakukan upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker serviks.

Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu berperan dalam terjadinya kanker serviks.

Ini tidak berarti Anda yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari ancaman kanker serviks.

Anda dianjurkan tetap melindungi diri Anda terhadap kanker serviks.

2. Faktor Kebersihan.

– Keputihan yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati.

Ada dua macam keputihan,  yaitu yang normal dan yang tidak normal.

Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal.

Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal.

Segeralah berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan yang tidak normal.

– Penyakit Menular Seksual (PMS).

PMS merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.

PMS yang cukup sering dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS, kutil kelamin, dan virus HPV.

3. Membasuh kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet umum yang tidak terawat.

Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh kuman-kuman.

3. Faktor ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di usia terlalu muda.

Berganti-ganti partner seks.

Lebih dari satu partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin, termasuk virus HPV.

Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang).

Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan trauma pada serviks.

Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks.

Pap smear merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks.

Dengan rutin melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.

Dokter yang tepat dalam melakukan pap smear adalah Dokter kandungan, tetapi beberapa Laboratorium Klinikpun dapat melakukannya.

http://sahamdomino.com/?ref=sahamdomino

0 komentar:

Posting Komentar