SAHAM DOMINO - Pasangan suami istri (pasutri) Wa (28) dan Sr (26) harus berpisah lantaran sikap suami yang pendiam dan kurang pergaulan (kuper). Pernikahan yang sudah dibangun selama empat tahun oleh warga Sukarame, Bandarlampung, ini harus kandas lantaran Sr kecewa dengan suaminya, Wa.
Sr menceritakan kekecewaannya karena Wa tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap keluarga. Padahal, pasutri ini sudah dikaruniai satu anak yang berusia dua tahun. Rasa tanggung jawab yang mengecewakan dipicu sifat Wa yang sangat pendiam dan kuper.
“Padahal lulusan sarjana, tetapi bersosialisasi terhadap keluarga dan warga sangatlah buruk. Saya kira dia itu orangnya pendiam, namun memiliki kelebihan. Tahu-tahunya pendiamnya kebablasan,” ujar Sr saat dijumpai di Pengadilan Agama (PA) Kelas IA Tanjungkarang.
Kekecewaannya bertambah lantaran Wa malas bekerja. Akhirnya, kehidupan keluarga masih berpangku pada mertua. Lagi-lagi, rasa tidak memiliki tanggung jawab itu lantaran Wa yang kelewat pendiam.
“Para tetangga pun kesal dengan sikap suami saya. Bagaimana tidak? Jika Wa melewati warga, dia tidak pernah menyapa. Kegiatan di lingkungan pun jarang hadir,” ucapnya.
Puncaknya ketika Sr diuji melalui sakit. Wa justru tidak tahu-menahu dan enggan merawat anak serta mencari rezeki untuk mengajak berobat Sr. Lagi-lagi orang tua Sr yang justru merawat.
“Saya mencoba bersabar dengan sikap suami saya. Terbukti padahal keluarga dan tetangga terus mendorong saya untuk segera menggugat cerai, namun tidak saya lakukan,” ucapnya.
Anehnya, tiba-tiba justru Wa yang mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama. Akhirnya hakim akan memutuskan untuk melakukan sidang pekan depan dengan mendatangkan penggugat dan tergugat.
Namun Sr dan keluarganya justru merencanakan untuk tidak memenuhi panggilan penggugat.
“Saya ingin hubungan ini segera berakhir, kalau saya hadir nanti justru akan memperpanjang dan memperpanas masalah. Meskipun saya tidak terima keterangan Wa, tapi cerai menjadi jalan terbaik karena sudah tidak cocok lagi,” tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar