SAHAM DOMINO - Ada dampak positif dan negatif akibat rencana kenaikan harga minyak dunia di 2017 mendatang. Begitu dikatakan peneliti Indef, Abra Tallatov di Jakarta, Minggu (18/12).
Menurut dia, sisi positifnya, Indonesia bisa mendapatkan sumber penerimaan dari migas yang meningkat. Sementara, di sisi lain jika tidak dicermati dengan baik justru menjadi beban fiskal, terutama untuk peningkatan harga bahan bakar.
“Apakah pemerintah ke depan ketika bahan bakar naik segera merespons dengan pemberian subsidi energi, atau malah menurunkan seperti kecenderungan kebijakan dua tahun ini,” jelas Abra.
Dia menjelaskan, pemerintah mau tidak mau harus memikirkan bagaimana kenaikan ini akan menyumbang ke inflasi dan akan menekan daya beli masyarakat.
Pemerintah, kata Abra lagi, juga diminta rasional dalam menentukan APBNP 2107 dengan kenaikan harga minyak dunia. Salah satu caranya, dengan membantu masyarakat melalui subsidi.
“Tapi saya tidak bisa memprediksi pemerintah apakah akan memberikan subsidi,” urainya.
Abra mempertanyakan kembali apakah pemerintah akan melakukan subsidi sebagai bentuk perhatian terhadap golongan menengah ke bawah untuk mempertahankan daya beli dan daya produksi.
Subsidi, bagi dia, harus tetap dipertahankan, terutama subsidi listrik yang rencananya hendak dicabut. Kondisi saat ini dirasa belum tepat untuk mencabut subsidi listrik.
“Kita harapkan di tengah daya beli yang masih rendah, dan kebijakan pemerintah yang ingin perubahan dalam jangka pendek, tidak bikin kebijakan yang justru tidak mensejahterakan masyarakat,” demikian Abra.
0 komentar:
Posting Komentar